1.Lapangan
Lapangan
harus memenuhi standart yang telah ditetapkan,yang mempunyai ukuran panjang
(13,4 m),lebar (6,1 m) untuk ganda dan (5,18 m) untuk tunggal.Wilayah
servis berukuran (1,98 m).Untuk ganda
servis dibatasi oleh garis dibelakang yang berjarak (0,76 ).Di samping gambar
dan ukuran lapangan bulu tangkis lengkap.
2.Perlengkapan
permainan bulu tangkis
Dibawah
ini perlengkapan permainan bulu tangkis yang harus dipenuhi pada saat pertandingan
berlangsung diantaranya :
*)Raket
Raket
harus memenuhi standar yang ditentukan,kalau bisa nyari raket yang berkualitas
baik dan cocok dengan hati.Kalau bingung dalam hal memilih raket baca Disini
*)Senar
Dalam
hal memilih senar,pastikan memilih senar yang kuat dan berkualitas yang
baik,kalu anda memilih senar yang baik pada saat memukul bola tidak gampang
putus.
*)Kok
(shuttlekok)
Menurut
aturan bulu tangkis yang dikeluarkan oleh badan federasi bulu tangkis dunia
(BWF),kok mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- Harus memiliki 16 buah bulu
- Semua bulu harus memiliki panjang yang sama ,yaitu antara 62 mm dan 70 mm
- Ujung dari bulu-bulu harus membentuk lingkaran dengan panjang diameter antara 58mm dan 68 mm.
- Semua bulu harus tergabung menjadi satu kesatuan yang kuat
- Pangkal kok yang berbentuk setengah bola harus memiliki panjang diameter antar 25 mm dan 28 mm.
- Berat kok seluruhnya harus antara 4,47 gram dan 5,50 gram
*)Sepatu
Kalau
anda memilih sepatu sebaiknya memiliki sol karet untuk cengkeraman yang
baik,dinding sisi yang bertulang agar tahan lama selama tarik-menarik dan
teknologi penyebaran guncangan untuk melompat.
*)Kostum
Pilihlah
kostum yang bagus,lentur, dan terasa nyaman saat dipakai dalam
pertandingan.Pakaian yang lentur dapat mengikuti setiap gerakan dan langkah
denga mudah.
3.Sistem
perhitungan permainan bulu tangkis
Sistem
reli diberlakukan pada bulan Mei 2006.Seseorang pemain akan memenagi
pertandingan jika telah memenangi dua set permainan.Sistem perhitungan poin
tiap setnya sebagai berikut :
- Satu set terdiri atas 21 poin
- Jika terjadi kedudukan 20 sama otomatis akan terjadi jus 2 permainan akan berakhir pada poin 22
- Jus 2 akan otomatis diberlakukan bila kemudian terjadi lagi kedudukan sama permainan akan berakhir dengan selisih 2 poin
- Jika terjadi kedudukan 29 sama tidak lagi diberlakukan jus permainan akan berakhir pada poin 30
4.Fault
Dalam
aturan bulu tangkis menganggap hal-hal berikut sebagai fault (kesalahan) :
- Kok jatuh diluar lapangan melewati tengah atau bawah net,gagal melewati net,menyentuh atap atau dinding gedung,menyentuh pemain atau pakaian pemain dan menyentuh benda-benda dan orang lain
- Seorang pemain menyentuh net atau tiangnya dengan raket bagian tubuh pemain dan pakaian pemain,menyentuh bidang lapangan lawan dengan raket atau tubuh pemain kecuali memang diijinkan.
- Seorang dengan sengaja mengganggu lawannya dengan aksi tertetu misalnya bersiul atau membuat gerakan tertentu
- Kok ditangkap dan ditahan oleh raket sebelum dipukul
- Kok dipukul oleh dua pemain sebelum melewati net
- Kok dipukul oleh seorang pemain dan rekan pemain tersebut menyentuh raket pemain
PERWASITAN BULUTANGKIS
Ø Wasit
Pelaksana
Wasit
yang memimpin pertandingan ditunjuk oleh Panitia (wasit PBSI)
- Keputusan wasit yang memimpin pertandingan mengikat.
- Wasit dapat membatalkan keputusan Hakim Garis (Over Rule).
- Referee berhak memutuskan segala sesuatu menyangkut pertandingan.
A. REKOMENDASI KEPADA PETUGAS TEKNIK
1. Pengenalan (Introduction)
- Rekomendasi kepada petugas teknik dikeluarkan oleh BWF dengan harapan untuk menstandarisasi kontrol dari permainan bulutangkis diseluruh negara sesuai dengan peraturannya.
- Tujuan dari rekomendasi ini adalah untuk memberikan advus kepada wasit bagaimana mengontrol suatu pertandingan secara tegas dan adil, tanpa berlebihan, sambil memastikan bahwa, peraturan permainan dipatuhi. Rekomendasi ini juga memberikan petunjuk kepada hakim servis dan hakim garis untuk bagaimana mereka menjalankan tugasnya.
- Semua petugas teknik harus ingat, bahwa permainan ini (the game) adalah untuk pemain.
2. Petugas dan Keputusannya (Officials and
Their Decision)
- Seorang wasit melapor kepada dan bertindak dibawah otoritas dari Referee atau kepada petugas yang bertanggung jawab ,bila Referee tidak ada.
- Seorang hakim servis biasanya harus ditunjuk oleh Referee , tetapi dapat diganti oleh Referee atau wasit dengan saling berkonsultasi satu sama lain.
- Hakim garis biasanya harus ditunjuk oleh Referee, tetapi seorang hakim garis dapat diganti oleh Referee atau wasit dengan saling berkonsultasi satu sama lain.
- Suatu keputusan petugas harus bersifat final pada hal-hal yang merupakan fakta dimana petugas itu bertanggung jawab, kecuali jika menurut opini wasit, diluar keragu-raguan yang beralasan bahwa seorang hakim garis secara jelas membuat keputusan yang salah ,wasit harus mengoreksi (overrule) keputusan dari hakim garis tersebut. Jika menurut opini wasit , hakim garis tersebut perlu diganti, wasit harus memanggil Referee.
- Bila petugas lain tidak melohat (unsighted), wassit harus membuat keputusan. Bila keputusan tidak dapat diberikan ,maka harus dinyatakan “ulang’ (let).
- Wasit harus bertanggung jawab sepenuhnya dilapangan dan sekitarnya. Wewenang wasit eksis dari memasuki lapangan sebelum pertandingan sampai dengan meninggalkan lapangan setelah pertandingan.
3. Rekomendasi Kepada Wasit (Recommendation
to Umpires)
a. Sebelum pertandingan, wasit harus :
· Memperoleh scoresheet dari Referee
· Memastikan bahwa alat untuk penghitungan
skor yang dipakai berfungsi
· Melihat,bahwa tiang net berada diatas
garis samping untuk ganda
· Memeriksa ketinggian net dan memastikan
tidak ada celah antara ujung dan tiang net.
· Mengetahui dengan pasti apakah ada
peraturan tersendiri atau tambahan (by law) sehubungan dengan shuttle mengenai
suatu penghalang.
· Memastikan ,bahwa hakim servis dan hakim
garis mengetahui tugass mereka dan mereka berada pada tempat atau posisi yang benar.
· Memastikan ,bahwa shuttle yang telah
dites dalam jumlah yang cukup tersedia untuk perandingan tersebut untuk
menghindari perlambatan (delays) selama permainan.
· Periksa apakah pakaian pemain sesuai
dengan peraturan yang relevan meliputi warna ,desain, huruf, dan iklan. Dan
pastikan bahwa setiap pelanggaran dikoreksi. Suatu keputusan bahwa pakaian
melanggar aturan harus diberitahukan kepada Referee atau petugas yang tepat
sebelum pertandingan atau , jika tidak memungkinkan segera setelah pertandingan.
· Lakukan tos secara adil (fairly) dan
pastikan, bahwa pihak yang menang dan pihak yang kalah secara benar telah
melakukan pilihan mereka.
· Catat, dalam hal ganda, nama pemain yang
memulai dikotak servis sebelah kanan. Catatan serupa harus dibuat pada awal
setiap game. Ini memungkinkan untuk memeriksa pada setiap saat untuk melihat
apakah para pemain berada pada koatak servis yang benar.
b. Untuk memulai pertandingan, wasit harus
mengumumkan pertandingan mempergunakan kalimat pengumuman secara tepat.
c. Selama Pertandingan, wasit harus :
· Mempergunakan kata-kata standart.
· Catat dan sebut skor. Selalu menyebut
skor pelaku servis terlebih dahulu.
· Selama servis dilakukan, jika seorang
hakim servis ditunjuk ,secara khusus mengawasi penerima servis. Wasit dapat
pula menyebut fault servis jika diperlukan.
· Jika memungkinkan ,mengawasi status dari
peralatan skoring.
· Angkat tangan kanan diatas kepala wasit,
jika bantuan (assistance) dari Referee dibutuhkan.
d. Bila salah satu pihak kalah dalam suatu
rally dan dengan demikian kehilangan haknya untuk terus melakukan servis,
disebutkan :
· “Pindah servis” (“Servis Over”) diikuti
oleh skor mendahulukan pihak pelaku servis yang baru ; jika perlu, pada waktu
yang bersamaan menunjuk dengan tangan yang tepat kearah pelaku servis yang baru
dan kearah kotak servis yang benar.
e. “Main (Play)” hanya disebut wasit :
· Untuk mengindikasikan ,bahwa suatu
pertandingan atau suatu game dimulai atau suatu game setelah rehat atau pindah
tempat harus dilanjutkan.
· Untuk mengindikasikan ,bahwa permainan
dimulai lagi setelah terhenti ; atau
· Untuk mengindikasikan ,bahwa wasit
memerintahkan (menginstruksikan) pemain untuk memulai lagi pertandingan.
f. “Fault” harus disebut oleh wasit bila suatu
“fault” terjadi, kecuali seperti berikut :
· Suatu fault dari pelaku servis disebut
oleh hakim servis dan dinyatakan oleh wasit dengan menyebut “Fault Servis”.
Wasit harus menyebut suatu fault dari penerima servis dengan mengatakan “Fault
Penerima Servis”
· Suatu fault terjadi ,untuk mana sebutan
dan signal hakim servis memadai.
· Fault terjadi dan hanya disebut jika
klarifikasi diperlukan untuk pemain atau penonton.
g. Selama setiap game, bila skor yang sedang
memimpin mencapai 11 angka, sebut “Pindah Servis” , bila tepat, diikuti
langsung oleh skor setelah rally yang menghasilkan angka ke 11 berakhir,
diikuti oleh “rehat” tanpa menghiraukan tepuk tangan. Ini merupakan awal dari
rehat yang diperbolehkan. Selama setiap rehat, hakim garis, bila ada, harus
memastikan bahwa lapangan dipel (dikeringkan) selama rehat.
h. Dalam rehat selama game, bila skor yang
memimpin mencapai angka 11 setelah 40detik berlalu, sebut :
“Lapangan.....,20detik”. Ulangi sebutan itu.
i. Game yang diperpanjang (Extended Game)
· Bila satu pihak mencapai angka 20 dalam
setiap game, sebut : “Match Point” atau “Game Point” seperti diterapkan.
· Jika satu pihak mencapai angka 29, dalam
setiap game dan untuk masing-masing pihak, sebut :”Game Point” seperti
diterapkan.
· Sebutan “Game Point” harus selalu segera
mengikuti skor pelaku servis dan mendahului skor penerima servis.
j. Pada akhir game ,”Game” harus segera
disebut setelah rally yang menentukan berakhir, tanpa menghiraukan tepuk
tangan.
k. Setelah game pertama berakhir, sebut :
· “Game pertama dimenangkan
oleh........(nama pemain, atau nama tim dalam suatu kejuaraan
beregu)........(skor)”.
l. Pada akhir setiap game ,hakim servis, bila
ada harus memastikan, bahwa lapangan dipel selama rehat dan meletakkan tanda
interval jika ada, ditengah dibawah net.
m. Jika
suatu game memenangkan partai pertandingan ,sebaliknya sebut :
· “Partai pertandingan dimenangkan
oleh........(nama pemain, nama tim dalam suatu kejuaraan
beregu)........(skor)”.
n. Untuk memulai game kedua, sebut :”Game
kedua, kosong sama, main”. Jika terjadi game ketiga, untuk memulai game ketiga,
sebut : “Game terakhir, kosong sama, main”.
o. Setelah pertandingan selesai, segera bawa
scoresheet yang telah terisi lengkap kepada Referee.
p. Keputusan Garis (Line Calls)
· Hakim garis bertanggung jawab sepenuhnya
untuk keputusannya.
· Jika menurut opini wasit ,diluar
keragu-raguan yang beralasan, seorang hakin garis secara jelas telah membuat
keputusan yang salah, wasit harus menyebut:
- “Koreksi Masuk”, jika shuttle telah
mendarat “masuk” ; atau
- “Koreksi Keluar”, jika shuttle telah
mendarat “keluar”.
· Dalam hal tidak ada seorang hakin garis
atau hakin garis tidak melihat (unsightned), wasit harus segera menyebut :
- “Keluar” sebelum menyebut skor bila
shuttle mendarat diluar garis ; atau
- Menyebut skor, bila shuttle mendarat
didalam ; atau
- “Ulang (Let)” bila wasit tidak melihat
(unsightned).
q. Pergantian Shuttle (Change of Shuttle)
· Pergantian shuttle selama pertandingan
harus adil (fair). Wasit harus memutuskan jika shuttle perlu diganti.
· Sebuah shuttle yang kecepatan atau
terbangnya sudah dipengaruhi (dirusak) harus dibuang.
r. Penundaan Permainan (Suspension of Play)
· Jika permainan harus ditunda, sebut
:”Permainan ditunda” dan catat skor pelaku servis, penerima servis, kotak
servis yang benar dan tempat (sisi lapangan). Bila permainan dimulai lagi,
catat lamanya (duration) penundaan. Pastikan bahwa para pemain berada diposisi
yang benar, dan sebut : “Anda siap?”. Sebut skor dan “main”
s. Perilaku Buruk (Misconduct)
· Catat dan laporkan kepada Referee tiap
insiden perilaku tidak baik dan tindakan yang telah diambil.
· Bila wasit harus menangani suatu
pelanggaran dengan mengeluarkan suatu peringatan kepada pihak pelanggar dan
pada saat bersamaan ,wasit berhak mengeluarkan kartu kuning ,kartu merah,
ataupun kartu hitam.
4. Saran Umum Untuk Mewasiti (General Advice
on Umpiring)
a. Mengetahui dan mengerti Peraturan Permainan
Bulutangkis.
b. Sebut (putuskan) secara tepat ,cepat dan
otoritas, tetapi jika kesalahan dibuat, akui itu dan minta maaf dan koreksi
kesalahan itu.
c. Buat semua pengumuman dan penyebutan skor
secara jelas dan cukup nyaring agar dapat didengar jelas oleh pemain dan
penonton.
d. Jangan sebut “fault” dan biarkan game
berkanjut ,jika suatu keragu-raguan timbul dalam pikiran anda apakah suatu
pelanggaran peraturan telah terjadi atau tidak.
e. Jangan pernah menanyakan penonton atau
membiarkan dipengaruhi oleh mereka atau ucapan-ucapan mereka.
f. Motivasi rekan-rekan petugas teknik anda
yang klain, misalnya dengan cara diam-diam mengakui keputusan dari hakim garis
dan membangun hubungan kerja yang baik dengan mereka.
5. Instruksi Untuk Hakim Servis (Instruction
to Service Judge)
a. Hakim servis bertanggung jawab untuk
menilai, bahwa pelaku servis melakukan suatu servis yang benar. Jika tidak,
sebut “fault” dengan nyaring dan pergunakan signal tangan yang telah diakui
untuk mengindikasi jenis dan pelanggaran.
b. Hakim servis harus duduk disebuah kursi
yang rendah dekat dengan tiang net, lebih baik berseberangan dengan wasit.
c. Wasit bisa mengatur dengan hakim servis
untuk melakukan tugas tambahan ,asalkan para pemain diberitahu.
6. Instruksi Untuk Hakim Garis (Instruction
to Line Judge)
a. Hakim garis harus duduk dikursi
diperpanjangan garis mereka pada ujung dan pinggir lapangan dan lebih baik berseberangan
dengan wasit.
b. Seorang hakim garis harus bertanggung
jawab sepenuhnya untuk garis yang diperuntukkannya ,kecuali wasit harus
meng-overrule keputusan hakim garis.
· Jika shuttle mendarat diluar, sebut
keluar “out” dengan cepat dan suara yang jelas, cukup nyaring untuk didengar
oleh pemain dan penonton, dan disaat yang bersamaan memberikan signal dengan
merentangkan tangan secara horizontal sehingga wasit dapat melihat dengan
jelas.
· Jika shuttle mendarat didalam, hakim
garis jangan mengatakan apa-apa, tetapi menunjuk ke garis dengan tangan kanan.
c. Jika tidak terlihat, beritahu wasit
segera dengan meletakkan kedua tangan untuk menutupi mata.
d. Jangan menyebut atau memberikan signal
sampai shuttle menyentuh lantai.
e. Penyebutan harus selalu dibuat, dan
tidak ada antisipasi dibuat kepada keputusan wasit, misalnya bahwa shuttle
mengenai seorang pemain.
Teknik Service dan Teknik Pukulan
Dalam Bulu Tangkis
Teknik
Service. Pukulan Service adalah pukulan dengan raket untuk menerbangkan
shuttlecock ke bidang lapangan lawan secara diagonal sebagai pembuka permainan.
Ada beberapa macam bentuk pukulan service permainan bulu tangkis, yaitu:
Pukulan Service Pendek (Short Service)
Apa yang
dimaksud dengan Service Pendek ? Service pendek adalah pukulan service dengan
mengarahkan shuttlecock ke sudut titik perpotongan antara garis service depan
dengan garis tengah dengan garis service dan garis tepi. Jalanya shuttlecock
menyusur tipis melewati net.
Pukulan Service Panjang (Lob/Clear)
Apa yang
dimaksud dengan Service panjang ? Service panjang adalah pukulan service yang
dilakukan dengan menerbangkan shuttlecock setinggi tingginya sehingga jatuh ke
garis belakang bidang lapangan lawan. Service panjang untuk permainan tunggal dilakukan
dengan memukul shuttlecock dengan kekuatan yang penuh.
Teknik
Pukulan - apa yang dimaksud dengan teknik pukulan ? Teknik pukulan merupakan
cara cara melakukan pukulan pada permainan bulu tangkis/badminton dengan tujuan
menerbangkan shuttlecock ke lapangan lawan. Macam macam pukulan tersebut,
yaitu:
Pukulan Lob (Clear)
Merupakan
pukulan untuk menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin dan mengarah jauh ke
belakang garis lapangan lawan.
Pukulan Drive
Merupakan
pukulan untuk menerbangkan shuttlecok secara mendatar, ketinggiannya menyusur
di atas net dan lintasannya sejajar dengan lantai. Pada umumnya pukulan ini
dilakukan sedikit lebih tinggi dari pinggang dan berada di samping badan.
Makasih infonya,, sangat membantu tugas olahraga saya :)
BalasHapus