1.
Peraturan Permainan
Peraturan
permainan ditentukan dan ditetapkan oleh sidang tahunan organisasi olahraga
bulutangkis internasional. Peraturan ini mulai diperbaiki dan diberlakukan
tanggal 1 Agustus 1998 dan berlaku sampai tahun 2004. Pertengahan tahun 2004
terjadi perubahan dalam pengaturan skor, yang mulanya untuk ganda putra skor 15
menjadi 21, tunggal putri dari 11 menjadi 21, sedangkan untuk ganda putra,
putri, dan campuran dari 15 menjadi 25.
a.
Lapangan
Lapangan
harus berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 6,71 meter dan
lebar 6,10 meter, serta tinggi net 1,52 meter.
b.
Net dan tiang
Net
terbuat dari tali halus dan berwarna gelap, lubang-lubangnya berjarak antara 15
– 20 mm. Panjang net sebaiknya sesuai dengan lebar lapangan yaitu 6,10 meter
dan lebarnya 76 cm, dengan bagian atasnya mempunyai pinggiran pita putih
selebar 7,5 cm.
Tiang
net ditancapkan tepat pada titik tengah ujung garis samping lapangan. Untuk
ganda tinggi tiang 155 cm. Bagian paling atas net di bagian tengah berjarak
1,524 meter dari permukaan lantai dan pinggiran lapangan berjarak 1,55 meter di
atas garis tepi permainan ganda.
c.
Kok (shuttlecock)
Kok
biasanya terbuat dari bulu angsa buatan pabrik, umumnya sudah memiliki standar
yang ditentukan IBF. Berat kok kira-kira 5,67 gram. Bulu angsa yang menancap di
gabus yang dibungkus kulit berwarna putih berjumlah antara 14 – 16 buah dan
diikat dua tali agar tidak mudah lepas.
d.
Raket
Panjang
raket 67,95 cm, kepala raket mempunyai panjang 29,21 cm, lebar 22,86 cm.
Pegangan raket tidak mempunyai ukuran tertentu, tetapi disesuaikan dengan
keinginan orang yang menggunakannya.
e.
Penghitungan (scoring)
Permainan
berlaku the best of three games, artinya maksimal pemain bertanding tiga set
(dua set kemenangan). Skor permainan tunggal putra dan putri adalah 21 angka,
sedangkan ganda putra, putri, dan campuran adalah 25 angka. Jika perhitungan
sama-sama mencapai 20 untuk tunggal dan 24 untuk putri, maka terjadi duece dan
pihak pertama kali memperoleh angka tersebut mempunyai hak untuk menetapkan
penambahan (setting) 3 angka. Pihak yang memenangkan set pertama berhak untuk
melakukan servis pertama pada set berikutnya.
2.
Perwasitan
Seringkali
terjadi dalam suatu kejuaraan seorang atlet merasa dirugikan oleh petugas
lapangan, khususnya wasit yang memimpin pertandingan atau hakim garis sehingga
mengganggu konsentrasinya dan dianggap sebagai penyebab kekalahannya, atau
bahkan sang pemain mundur dari lapangan sebelum pertandingan berakhir. Fenomena
tersebut merupakan salah satu bukti bahwa petugas lapangan (wasit, hakim
servis, dan hakim garis) mempunyai peranan yang besar dalam kesuksesan suatu
kejuaraan.
Untuk
menghindari hal-hal di atas, seorang wasit harus memperhatikan beberapa hal
diantaranya :
a.
Menguasai peraturan permainan
b.
Berpenampilan meyakinkan dan mantap
c.
Berwibawa dan mempunyai harga diri
d.
Berpendirian netral dan tidak memihak kepada salah satu pemain serta bertindak
sebagai penengah.
e.
Tidak terpengaruh oleh pemain atau penonton
f.
Bersuara lantang dan jelas untuk setiap kata-kata yang diucapkan.
g.
Selalu cepat tanggap dan inisiatif dalam mengambil keputusan, terutama bila
terjadi kasus pada jalannya pertandingan yang sedang dipimpinnya.
h.
Memiliki wawasan tentang bulutangkis yang luas
i.
Setiap saat dapat mengikuti perkembangan perbulu-tangkisan, terutama bila
terjadi perubahan peraturan.
j.
Berusaha memelihara dan meningkatkan mutu perwasitan.
3.
Penyelenggaraan Permainan Bulutangkis
a.
Sistem pertandingan
Dalam
menentukan sistem pertandingan bulutangkis perlu dipertimbangkan beberapa
faktor berikut :
1)
Tujuan pertandingan
2)
Sarana dan prasarana
3)
Waktu yang tersedia
4)
Tenaga pelaksana
5)
Jumlah peserta
6)
Dukungan dana
Pada
dasarnya ada dua macam sistem pertandingan, yaitu :
1)
Sistem gugur, yaitu tata cara pelaksanaan pertandingan yang menetapkan bahwa
setiap peserta yang telah kalah dinyatakan gugur dan tidak berhak mengikuti
pada pertandingan babak selanjutnya.
2)
Sistem kompetisi
Sistem
kompetisi dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu :
a)
Sistem kompetisi penuh, dimana setiap peserta akan saling berhadapan dua kali
dengan lawan yang sama.
b)
Sistem setengah kompetisi, dimana peserta saling berhadapan satu kali.
b.
Undian pertandingan (drawing)
Cara
melaksanakan undian pertandingan bulutangkis nasional dan internasional harus
dengan ketentuan yang berlaku. Panitia tidak akan memberikan izin mengadakan
alternatif undian, kecuali dalam situasi berikut ini :
1)
Pemain berhalangan karena sakit/cedera
2)
Pemain pengganti tidak boleh memiliki ranking yang lebih tinggi dari pemain
yang berhalangan.
Penggantian
pasangan tunggal diizinkan apabila :
1)
Pemain pengganti itu sudah termasuk nominasi dari asosiasi nasional yang bersangkutan.
2)
Pemain itu tidak mengikuti turnamen tersebut.
Penggantian
pasangan ganda :
1)
Seorang pemain ganda yang berhalangan boleh diganti oleh salah seorang pasangan
ganda lainnya.
2)
Jika pasangan asli mendapat bye dan kemudian ada pengganti pemain, maka
pasangan baru tersebut dapat menempati posisi semula, kalau tidak maka akan
diundi kembali.
c.
Qualifying Rounds
Bila
ada pemain yang tidak masuk maindraw, maka committee tournament mengadakan
pertandingan pendahuluan sebagai babak kualifikasi, yaitu :
1)
Melaksanakan sejumlah pertandingan yang diatur oleh committee.
2)
Dianjurkan agar setiap delapan tempat tidak menempatkan lebih dari satu pemain
kualifikasi.
3)
Apabila pemain dari maindraw menarik diri sebelum babak kualifikasi dimulai,
committee berhak mengisi lowongan tersebut dari peserta kualifikasi.
Dalam
pembuatan bagan, jika terdapat bye maka ditempatkan sisipan pada first round
dan selalu dimulai dari pertengahan sebelah bawah, kemudian disusul pada bagian
atas, kembali ke bawah, dan seterusnya.
Pelatihan Fisik Olahraga
Bulutangkis
Permainan
bulutangkis sarat dengan berbagai kemampuan dan keterampilan gerak yang
kompleks. Sepintas lalu dapat diamati bahwa pemain harus melakukan
gerakan-gerakan seperti lari cepat, berhenti dengan tiba-tiba dan segera
bergerak lagi, gerak meloncat, menjangkau, memutar badan dengan cepat,
melakukan langkah lebar tanpa pernah kehilangan keseimbangan tubuh.
Gerakan-gerakan ini harus dilakukan
berulang-ulang dan dalam tempo lama, selama pertandingan berlangsung. Akibat
proses gerakan itu akan menghasilkan “kelelahan”, yang akan berpengaruh
langsung pada kerja jantung, paru-paru, system peredaran darah, pernapasan,
kerja otot, dan persendian tubuh. Karena itu, pebulutangkis sangat penting
memiliki derajat kondisi fisik prima. Melalui proses pelatihan fisik yang
terprogram dengan baik, faktor-faktor tersebut dapat dikuasai. Dengan kata lain
pebulutangkis harus memiliki kualitas kebugaran jasmani yang prima. Ini akan
berdampak positif pada kebugaran mental, psikis, yang akhirnya berpengaruh
langsung pada penampilan teknik bermain.
Itulah sebabnya pebulutangkis
sangat membutuhkan kualitas kekuatan, daya tahan, fleksibilitas, kecepatan,
agilitas, dan koordinasi gerak yang baik. Aspek-aspek tersebut sangat
dibutuhkan agar mampu bergerak dan bereaksi untuk menjelajahi setiap sudut
lapangan selama pertandingan.
Sistem Pelatihan Fisik Umum
Program
dan aplikasi pelatihan fisik bulutangkis harus dirancang melalui tahapan
sebagai berikut:
a. Persiapan fisik umum yang bertujuan
meningkatkan kemampuan kerja organ tubuh, sehingga memudahkan upaya pembinaan
dan peningkatan semua aspek pelatihan pada tahap berikutnya.
b. Persiapan fisik khusus bertujuan
meningkatkan kemampuan fisik dan gerak yang lebih baik menuju pertandingan.
c. Peningkatan kemampuan kualitas gerak
khusus pemain. Pada tahap ini pelatihan bertujuan untuk memahirkan gerakan
kompleks dan harmonis yang dibutuhkan setiap pemain untuk menghadapi
pertandingan.
Cara
terbaik untuk mempersiapkan kondisi fisik umum pemain:
1) Program latihan Lari
Latihan
lari sangat penting dan baik untuk mengasah kemampuan kerja jantung, paru-paru,
dan kekuatan tungkai. Membiasakan pemain berlatih lari slama 40-60 menit tanpa
berhenti, yang dilakukan 3-4 kali seminggu, sangat baik untuk membina kemampuan
daya tahan aerobik dan kebugaran umum pemain.
2) Program Latihan Senam
Bentuk-bentuk
latihan senam peregangan untuk seluruh bagian tubuh dan persendian harus
mendapat perhatian. Latihan peregangan hendaknya diselingi gerakan untuk
memperkuat bagian tubuh atas dan bawah yang dilakukan secara bergantian.
3) Program Latihan Loncat Tali
Latihan
ini sangat baik untuk membina daya tahan, kelincahan kaki, dan kecepatan serta
melatih kemampuan gerak pergelangan tangan lebih lentur dan kuat. Proses
latihan dapat dilakukan dengan loncat satu kaki secara bergantian (seperti lari
biasa), loncat dua kaki, dan masih banyak bentuk variasinya.
4) Program Latihan Gabungan
Model
atau system pelatihan ini adalah menggunakan berbagai alat bantu seperti
bangku, gawang ukuran kecil, tiang, tongkat, tali, bola dan sebagainya. Tujuan
latihan ini adalah membina dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak
pemain sebagai upaya untuk pengkayaan gerak. Pelatih harus cermat dan terampil
menciptakan rangkaian gerak yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan dalam
permainan bulutangkis, disamping memberikan prioritas pada pembinaan
aspek-aspek kelincahan, kegesitan, dan koordinasi gerak yang memang dibutuhkan
dalam bulutangkis.
5) Latihan Pemanasan
Banyak
pelatihan kurang memberikan perhatian khusus perihal peranan dan fungsi latihan
pemanasan yang benar dan tepat. Latihan pemanasan yang dikemas dengan benar
akan memberikan pengaruh positif pada proses kerja organ tubuh, mekanisme
peredaran darah, dan pernapasan. Itu semua akan berpengaruh langsung untuk
kerja berat selanjutnya. Disamping itu, sangat penting untuk menghindari
terjadinya berbagai cedera otot, persendian, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya.
Pada
umumnya latihan pemanasan dalam segala jenis cabang olahraga dapat berbentuk :
Ø Lari
jarak pendek yang bervariasi seperti lari sambil angkat paha/lutut, lari
mundur, lari maju kesamping.
Ø
Melakukan gerakan-gerakan senam yang bersifat meregang otot tungkai, paha belakang,
paha depan, lengan, pergelangan kaki, pinggang, otot bahu, dan lain-lain.
Ø
Kualitas peregangan harus dilakukan dengan pelan sampai terasa terjadi proses
peregangan pada bagian otot dan persendian yang dilatih. Hindari melakukan
garakan sentak, yang dapat menyebabkan rasa sakit pada oto atau persendian.
6) Latihan Pendinginan
Latihan
ini dilakukan setelah program latihan selesai dilaksanakan sebagai upaya agar
bagian otot yang bekerja berat tadi kembali pada posisi rileks dan tidak kaku.
Bentuk latihannya adalah senam dan gerakan meregang. Kualitas latihan meregang,
khususnya untuk otot besar seperti paha belakang dan depan, pinggang, punggung,
otot lengan, bahu, dada, dan berbagai persendian tubuh, harus dicermati betul.
Lakukan gerakan pendinginan ini dengan benar.
Sistem Pelatihan Khusus
Pelatihan
fisik bulutangkis dituntut untuk memahami dan mengetahui secara spesifik
kebutuhan gerak olahraga ini. Bahkan harus mendalami makna proses kerja otot,
system energy, dan mekanisme gerak yang terjadi dalam permainan bulutangkis.
Atas dasar pengetahuan ini, pelatih akan mampu merancang bentuk-bentuk latihan
fisik secara spesifik, sesuai kebutuhan pemain.
1) Latihan Daya tahan (Aerobik dan
Anaerobik)
Kemampuan
daya tahan dan stamina dapat dikembangkan melalui kegiatan lari dan
gerakan-gerakan lain yang memiliki nilai aerobic. Biasanya pemain menyenangi
latihan bersama selama 40-60 menit dengan kecepatan yang bervariasi. Tujuan
latihan ini adalah meningkatkan kemampuan daya tahan aerobic dan daya tahan
otot. Artinya, pemain dipacu untuk berlari dan bergerak dalam waktu lama dan
tidak mengalami kelelahan yang berarti.
Selanjutnya
proses latihan lari ini ditingkatkan kualitas frekuensi, intensitas, dan
kecepatan, yang akan berpengaruh terjadinya proses anaerobic (stamina) pemain.
Artinya, pemain itu mampu bergerak cepat dalam tempo lama dengan gerakan yang
tetap konsisten dan harmonis.
2) Latihan Kekuatan
Pemain
bulutangkis sangat membutuhkan aspek kekuatan. Berdasarkan analisis dan cukup
dominan pemain melakukan gerakan-gerakan seperti meloncat ke depan, ke
belakang, ke samping, memukul sambil meloncat, melakukan langkah lebar dengan
tiba-tiba. Semua gerak ini membutuhkan kekuatan otot dengan kualitas gerak yang
efisien.
Cara
terbaik untuk meningkatkan kemampuan kekuatan ini adalah berlatih menggunakan
beban atau dengan kata lain latihan beban (weight training). Sebaiknya sebelum
melakukan program latihan beban sesungguhnya, disarankan agar pemain lebih dulu
mengenal berbagai bentuk gerakan seperti:
a. Mendorong (push up, pull up)
b. Bangun tidur, angkat kaki
c. Memperkuat otot punggung, pinggang
d. Jongkok berdiri untuk membina kekuatan
tungkai dengan loncat-loncat di tempat atau sambil bergerak.
Proses
selanjutnya adalah meningkatkan kualitas geraknya dengan menggunakan beban
(weight training) yang sebenarnya. Dianjurkan untuk tidak melakukan atau
berlatih loncat di tempat yang keras karena akan berdampak terjadinya sakit,
cedera pada bagian lutut, dan pinggang.
3) Latihan Kecepatan
Aspek
kecepatan dalam bulutangkis sangat penting. Pemain harus bergerak dengan cepat
untuk menutup setiap sudut-sudut lapangan sambil menjangkau atau memukul cock
dengan cepat. Cara untuk bergerak cepat adalah melatih kecepatan tungkai/kaki.
Aspek kecepatan dalam mengubah arah gerak dengan tiba-tiba, tanpa kehilangan
momen keseimbangan tubuh (agilitas). Bentuk-bentuk latihannya antara lain:
a. Lari cepat dalam jarak dekat
b. Lari bolak-balik, jarak enam meter
(shuttle run)
c. Tingkatkan kualitas latihan dengan
menggunakan beban, rintangan dan lain-lain.
d. Jongkok-berdiri dan diikuti lari cepat
dalam jarak dekat pula.
4) Latihan Kelenturan/Fleksibilitas
Fleksibilitas
adalah komponen kesegaran jasmani yang sangat penting dikuasai oleh setiap
pemain bulutangkis. Dengan karakteristik gerak serba cepat, kuat, luwes namun
tetap bertenaga, pembinaan kelenturan tubuh harus mendapat perhatian khusus.
Latihan
fleksibilitas harus mendapat porsi yang cukup. Orang yang kurang lentur rentan
mengalami cedera di bagian otot dan daerah persendian. Disamping itu,
gerakannya cenderung kaku sehingga banyak menggunakan energy, kurang harmonis,
kurang rileks, dan tidak efisien. Latihan-latihan peregangan dengan kualitas
gerakan yang benar memacu komponen otot dan persendian mengalami peregangan
yang optimal. Oleh karena itu, fleksibilitas ini harus dilatih dengan tekun dan
sistematis.
5) Model-model latihan fisik dengan
menggunakan alat bantu pelatihan
a. Latihan dengan bola medisin
Bola
medisin yang beratnya bervariasi antara 1-5 kilogram merupakan alat bantu
pelatihan, antara lain untuk kekuatan dan kecepatan melempar, membina kekuatan
lengan, tungkai, dan kekuatan bagian atas dan bawah tubuh. Bentuk latihan bola
medisin ini antara lain dilakukan dengan melempar ke arah tembok dengan satu
atau dua lengan. Berdiri kira-kira 3-4 meter dari tembok, lalu lempar bola itu
dan segera tangkap bola tersebut sambil lari mundur ke arah garis start,
seperti layaknya gerak mundur dalam permainan bulutangkis.
b. Latihan loncat tali
Pemain
bulutangkis dianjurkan untuk terampil dan menguasai bentuk latihan bentuk
latihan loncat tali ini. Pengaruh latihan ini sangat membantu untuk membina
kekuatan kaki, pergelangan kaki, daya tahan, koordinasi gerak, dan membantu
peningkatan kualitas gerak pergelangan tangan.
Latihan
loncat tali dirancang dengan system interval antara lain sebagai berikut:
Sesi I:
* Sesi H:
1. 3 x 30 detik 1. 5 x 25 detik
2. 5 x 25 detik 2. 7 x 20 detik
3. 7 x 20 detik 3. 5 x 30 detik
4. 3 x 30 detik 4. 3 x 40 detik
Masa
istirahat antara kegiatan adalah 15-20 detik. Tingkatkan latihan ini dengan
menambah jumlah sesi, waktu kegiatan masa istirahat di perpendek. Dalam
aplikasi latihan loncat tali, pelatih harus berperan memberikan motivasi dan
pengawasan gerak loncat, sehingga tujuan latihan tercapai dengan optimal.
c. Latihan bayangan
Latihan
ini berfungsi untuk meningkatkan kemampuan gerak kaki, kecepatan, serta daya
tahan. Latihan ini dapat dijadikan sebagai program khusus, rutin bagi pemain
agar langkah dan gerakan kaki (footwork) senantiasa ditingkatkan dan dipelihara
terus.
Untuk
meningkatkan kualitas latihan ini, pemain harus menggunakan “jaket pemberat”
yang dibuat khusus untuk itu. Sangat baik untuk membina kualitas dan kecepatan
gerak pemain.
d. Latihan Loncat bangku
Latihan
ini berfungsi untuk membina kekuatan tungkai, konsentrasi, dan kecepatan gerak
yang dibutuhkan dalam permainan. Bangku atau gawang dibuat dengan berbagai
ukuran tinggi antara lain 40, 50, 70, 80 cm. alat ini berfungsi sebagai
pemberat, rintangan, tantangan, agar pemain terpacu untuk mengatasinya. Proses
kerja “overload” (beban lebih) dengan menggunakan beban rintangan ini, latihan
makin terasa berat bagi pemain. Dalam pelaksanaan latihan, pelatih harus
terampil meletakkan gawang/bangku itu sesuai dengan tujuan latihan dan
kebutuhan pemain.